Andi Akmal Dorong Pemerintah Kembalikan Kejayaan Kakao Indonesia

23-06-2021 / KOMISI IV
Anggota Komisi IV DPR RI Andi Akmal Pasluddin, Foto: jaka/Man

 

Anggota Komisi IV DPR RI Andi Akmal Pasluddin mendorong pemerintah agar memberikan perhatian khusus terhadap komoditas kakao agar dapat kembali seperti masa kejayaannya di Indonesia. Dikatakannya, sekarang Indonesia turun dari peringkat 3 menjadi peringkat 6 negara penghasil kakao terbanyak di dunia, karena memang produksi turun dan lahannya berkurang.

 

"Lima provinsi terbesar penghasil kakao di Indonesia ada di Sulawesi. Jadi kita berharap kalau di pulau Sumatera, ada karet dan sawitnya, di Sulawesi harusnya ada trademark-nya, yakni kakao. Jadi produk unggulan tiap daerah yang dikelola oleh  masyarakatnya dapat dikembangkan sesuai potensi masing-masing daerah,"  tutur Akmal saat Rapat Kerja Komisi IV DPR RI dengan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya, Rabu (23/6/2021).

 

Legisator dapil Sulawesi Selatan II ini menegaskan, saat ini petani kakao banyak dari kalangan masyarakat kecil. Mereka adalah pekebun-pekebun kecil. Jadi selayaknya, pemerintah dapat turun tangan dengan berbagai kekuasaannya dalam membantu masyarakat melalui kebijakan anggaran dan program.

 

Politisi PKS ini menyampaikan, dari penjelasan pemerintah yang merujuk pada data FAO, Indonesia berada di urutan ke 3 produksi kakao dunia, dan nilai produksi kakao berdasarkan angka tetap 2019 BPS-RI  sebesar 734.796 ton. Untuk itu Akmal sangat berharap, pemerintah melalui Direktorat Jenderal Perkebunan dapat merealisasi program untuk menunjang peningkatan produksi.

 

"Saya meminta agar ada realisasi kegiatan pemerintah untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing untuk komoditas perkebunan khususnya juga pada komoditas seperti kegiatan peremajaan dan intensifikasi. Peningkatan produksi dapat di lakukan dengan bantuan berupa pupuk, sarana pemeliharaan maupun alat mesin pertanian. Bahkan pendampingan SDM untuk semakin meningkatkan kemampuan pengetahuan dan praktek sehingga petani-petani mengikuti perkembangan teknologi dan informasi terbaru di bidang cocok tanam dan pemasaran juga sangat diharapkan," urai Akmal.

 

Politisi kelahiran Kabupaten Bone Sulawesi Selatan ini meyakinkan kepada pemerintah bahwa sektor pertanian menyumbang cukup besar bagi lapangan kerja bagi ekspor dan lain-lain. Meski ia menyayangkan anggaran Kementerian Pertanian yang turun menjadi Rp14 triliun, tapi khusus untuk komoditas kakao masih ada harapan dengan  ekspansi  sektor pertanian baik melalui fokus kegiatan, melalui Anggaran Biaya Tambahan sehingga sektor pertanian terutama kakao di sulsel betul-betul bisa berjalan yang baik.

 

"Saya lebih setuju pemerintah melakukan fokus kegiatan yang nyata memberi dampak perbaikan di masyarakat sesuai kearifan lokal. Tidak seperti food estate yang banyak sekali simpang siur dan tidak jelas evaluasinya. Sawit, kakao, tebu, dan lain sebagainya produk perkebuanan maupun hortikultura seperti cabai, bawang dan berbagai sayur mayur serta buah lebih pas untuk masyarakat Indonesia yang sebetulnya riil di Masyarakat," tutup Andi Akmal Pasluddin. (dep/es)

BERITA TERKAIT
Daniel Johan Usul Pemerintah revisi PP yang Beratkan Ekosistem IHT
20-08-2025 / KOMISI IV
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi IV DPR RI Daniel Johan mengusulkan pemerintah segera merevisi Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 28/2024, khususnya...
Johan Rosihan Harap RAPBN 2026 Cerminkan Komitmen Pemerintah Soal Kedaulatan Pangan
20-08-2025 / KOMISI IV
PARLEMENTARIA, Jakarta — Anggota Komisi IV DPR RI Johan Rosihan meminta komitmen Pemerintah terhadap kedaulatan pangan agar benar-benar tercermin dalam...
Stok Beras Melimpah tapi Harga Tetap Mahal, Daniel Johan: Sangat Ironi!
15-08-2025 / KOMISI IV
PARLEMENTARIA, Jakarta - Belum lama ini Ombudsman RI yang mengungkap temuan adanya tumpukan beras impor tahun 2024 lalu yang sebagian...
Komisi IV Dorong Peningkatan Fasilitas dan Infrastruktur di PPI Tanjung Limau Bontang
13-08-2025 / KOMISI IV
PARLEMENTARIA, Jakarta - Komisi IV DPR RI mendorong peningkatan fasilitas dan infrastruktur di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Tanjung Limau, Kota...